Balai Adat Melayu Riau yang bermacam-macam bentuk dan desainnya menunjukkan keragaman khas arsitektur adat khas setiap daerah kabupaten dan kota di Provinsi Riau.
1. Balai Adat Melayu Riau (Balai Pusat)
Balai Adat Melayu Riau pusat ini terletak di Jalan Pangeran Diponegoro Pekanbaru. Balai Adat Melayu Riau dibangun dengan variasi warna dan ukuran motif yang berciri khas Melayu. Balai Adat ini dibangun untuk berbagai kegiatan/perhelatan yang berkaitan dengan adat resmi melayu Riau. Biasanya perhelatan besar yang digelar di Balai ini berskala Nasional.
1. Balai Adat Melayu Riau (Balai Pusat)
Balai Adat Melayu Riau pusat ini terletak di Jalan Pangeran Diponegoro Pekanbaru. Balai Adat Melayu Riau dibangun dengan variasi warna dan ukuran motif yang berciri khas Melayu. Balai Adat ini dibangun untuk berbagai kegiatan/perhelatan yang berkaitan dengan adat resmi melayu Riau. Biasanya perhelatan besar yang digelar di Balai ini berskala Nasional.
Arsitekturnya yang khas melambangkan kebesaran budaya Melayu Riau.
Bangunan ini terdiri dari dua lantai, di lantai atas terpampang dengan jelas beberapa ungkapan adat dan pasal-pasal Gurindam Dua Belas Karya Raja Ali Haji. Dikiri dan kanan pintu masuk ruangan utama dapat kita baca pasal 1 - 4, sedangkan pasal 5-12 terdapat di bagian dinding sebelah dalam ruangan utama.
Ditempat inilah para tokoh adat dan pemuka masyarakat beraktifitas sehari-hari dalam mengembangkan dan memajukan kebudayaan Melayu Riau.
Beberapa tokoh-tokoh Nasional juga mendapat gelar adat melayu Riau disini. Diantaranya Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Bapak Gubernur D.I. Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Bapak Gubernur Riau H.M. Rusli Zainal, Bapak Walikota Pekanbaru H. Herman Abdullah, dan beberapa tokoh lain yang dikenal berdedikasi ikut memajukan negeri dan mengangkat marwah budaya Melayu Riau
2. Balai Adat Melayu Riau Kota Pekanbaru
Balai Adat Melayu Riau kota Pekanbaru berlokasi di jalan Senapelan dekat dengan masjid Raya Nur Alam. Dahulu, pada zaman ketika Sultan Siak bertahta di Pekanbaru (Senapelan) , Balai adat Melayu Riau dibangun bersamaan dengan dibangunnya Istana Bukit dan Masjid Raya Nur Alam. Namun seiring perkembangan zaman dan pindahnya Sultan ke Mempura (Siak), balai adat dan istana kesultanan yang terbuat dari kayu pun dimakan usia dan lapuk.
Kini, balai Adat Melayu Pekanbaru di hidupkan kembali sebagai wadah tempat berkumpul dan berkegiatan adat melayu, tempat meminta petunjuk atau petuah dan tempat bermusyawarah masyarakat melayu Pekanbaru.
3. Balai Adat Melayu Riau Bengkalis
Balai Adat Melayu Riau Bengkalis berada di tengah-tengah kota Bengkalis (Pulau Bengkalis) - Kabupaten Bengkalis.
Bengkalis yang lebih dikenal dengan Negeri Junjungan, Negeri Terubuk sejak dahulu merupakan negeri yang bersejarah. Kegemilangan melayu Riau terukir di Bengkalis. Sebut saja Kisah Raja Johor di Bengkalis, Kisah Lancang Kuning di Bukit Batu, Kisah Laksamana Raja di Laut, Kisah Dedap Durhaka, Batu Belah Batu Betangkup, dan lain-lain. Bengkalis layak disebut sebagai Negeri Junjungan karena bahasa Melayu yang digunakan merupakan basis bahasa nasional, bahkan digunakan seluruh wilayah nusantara.
Balai Adat Melayu Bengkalis merupakan perwujudan masih eksisnya adat istiadat, budaya dan bahasa melayu yang dilestarikan di negeri ini oleh masyarakatnya.
Balai Adat Melayu Bengkalis dibangun dengan arsitektur khas rumah panggung menyerupai rumah Datuk Laksmana Raja di Laut.
3. Balai Adat Melayu Riau Siak
Kabupaten Siak sejak dahulu dikenal dengan adat rezam melayu dan Islamnya yang kental. Kegemilangan Siak mencapai puncaknya bersamaan dengan kegemilangan Kesultanan Siak Sri Indrapura , Sultan Syarif Qasim II.
Di Siak terdapat dua balai Adat Melayu, satu balai Kerapatan Tinggi Siak yang terdapat di Siak Sri Indrapura, ibukota Kabupaten Siak. Balai Kerapatan Tinggi berada di pinggir sungai Siak berhadapan dengan muara sungai. Dengan arsitek khas dengan dua arah pintu masuk yaitu daru sungai dan dari darat (jalan raya).
Bangunan ini dipergunakan dipergunakan untuk sidang perkara dan penabalan Sultan. Gedung ini memiliki tiga tangga untuk naik ke lantai atas (lantai 2), dimana sidang selalu dilaksanakan. Tangga utama menghadapa ke sungai sedangkan yang lain ke timur, tangga gedung terbuat daru besi berbentuk spirral dan yang satunya lagi terbuat dari kayu dan terletak di sebelah barat gedung. Jika suatu perkara sudah dilakukan dan hukuman dijatuhkan, maka bagi yang kalah akan turun ke lantai dasar dengan menggunakan tangga kayu dan langsung menuju djil (penjara) yang terletak tidak jauh dari situ. Sedangkan bagi yang menang turun melalui tangga besi dan langsung ke jalan raya.
Kedua, ialah Balai Lembaga Adat Melayu Riau Siak. Balai Adat Melayu Siak ini dibangun oleh pemerintah kabupaten Siak bersamaan dengan dibangunnya Siak Sri Indrapura yang kala itu baru menjadi ibukota kabupaten hasil pemekaran dari kabupaten Bengkalis tersebut.
Arsitektur Balai Adat Melayu Riau Siak ini terlihat megah nan menawan mengingatkan kita pada bentuk bangunan Istana Asyiratul Hasyimiyah yang kental dengan khas melayu Islam
3. Balai Adat Melayu Riau Kota Dumai
Balai Adat Melayu Riau Kota Dumai termasuk balai adat yang baru didirikan. Dumai merupakan kota pelabuhan tersibuk di pantai timur Sumatera, Riau. Adat istiadat melayu Riau disini masih tetap lestari, oleh karena itu dibangunlah Balai Adat Melayu Dumai sebagai wadah tempat bernanung, bermusyawarah, dan berbagai kegiatan adat di Dumai.
saya sedang tunggu update bangunan balainya apabila jadi :)
4. Balai Adat Melayu Riau Rupat
Balai Adat Melayu Riau Rupat ini terletak di kecamatan Rupat, tepatnya di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis :)
Pulau Rupat dengan sejuta pesonan nan indah alamnya , budaya dan adat istiadat melayu masih terjaga dari dulu hingga sekarang.
5. Balai Adat Melayu Riau Rengat (Rumah Tinggi)
Balai Adat Melayu Riau di kota Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu ini merupakan bangunan bersejarah peninggalan kerajaan Indragiri. Bangunan ini bernama Rumah Tinggi. Rumah Tinggi berarsitektur khas melayu Indragiri, dimana atapnya limas dan rumah bertiang panggung. Didalam Rumah Tinggi masih terdapat benda-benda peninggalan kerajaan Indragiri.
6. Balai Adat Melayu Riau Kampar
Sebagai negeri yang memegang teguh adat basandi syara', syara' basandi kitabullah. Kabupaten Kampar kini mempunyai Balai Adat yang representatif. Balai Adat Kampar merupakan simbol tegaknya adat Kampar yang masih dijunjung oleh masyarakatnya. Balai Adat Kampar mulai dibangun pada tahun 2008 oleh pemkab Kampar dalam hal ini Bupati H. Burhanuddin Husin.
Rumah Balai Adat Melayu Kampar yang terinspirasi dari arsitktur khas rumah adat Kampar, rumah Lontiok atau rumah Lancang. Seperti halnya dengan Balai Adat Melayu Dumai, saya pun masih menunggu gambar terbarunya :D hehehe...
7. Balai Adat Melayu Pelalawan
Balai Adat Melayu Riau Pelalawan ini, berlokasi di kompleks Pusat Perkantoran Kabupaten Pelalawan di Pangkalan Kerinci. Dibangun bersamaan dengan dibangunnya pusat perkantoran kabupaten yang dikenal dengan sebutan Tuah Negeri Seiya Sekata tersebut :)
Kedua adalah Rumah Pusat Budaya Petalangan yang berdiri megah diatas Danau Betung
8. Balai Adat Melayu Penyengat Kepulauan Riau
Balai Adat Melayu Kepulauan Riau tampak megah di pulau bersejarah di pulau Penyengat, pulau hebat yang konon menjadi mahar/mas kawin Sultan Mahmud Syah III kepada Engku Putri Raja Hamidah . Sejarah Kesultanan Riau-Lingga, Raja Ali Haji dengan karya fenomenalnya Gurindam Dua Belas dikuatkan pula dengan adat dan rezam yang tetap lestari oleh masyarakatnya
Balai Adat Melayu Penyengat ini sangat kental dengan arsitektur khas Riau Kepulauannya. Arsitektur khas menyerupai bangunan istana Kerajaan Riau lingga yang indah dan menawan tersirat dengan khas atap selembayung, ornamen dan corak yang terdapat di dinding Balai.
Selain Balai-balai Adat Melayu Riau diatas , masih ada balai-balai adat yang akan dibangun di setiap daerah kabupaten dan kota di Provinsi Riau maupun Kepulauan Riau. Ini memperkuat jati diri negeri Riau sebagai Pusat Kebudayaan Melayu di Asia Tenggara nanti, dimana adat istiadat dan budaya melayu dilestarikan di negeri ini.
Bangunan ini terdiri dari dua lantai, di lantai atas terpampang dengan jelas beberapa ungkapan adat dan pasal-pasal Gurindam Dua Belas Karya Raja Ali Haji. Dikiri dan kanan pintu masuk ruangan utama dapat kita baca pasal 1 - 4, sedangkan pasal 5-12 terdapat di bagian dinding sebelah dalam ruangan utama.
Ditempat inilah para tokoh adat dan pemuka masyarakat beraktifitas sehari-hari dalam mengembangkan dan memajukan kebudayaan Melayu Riau.
Beberapa tokoh-tokoh Nasional juga mendapat gelar adat melayu Riau disini. Diantaranya Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Bapak Gubernur D.I. Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Bapak Gubernur Riau H.M. Rusli Zainal, Bapak Walikota Pekanbaru H. Herman Abdullah, dan beberapa tokoh lain yang dikenal berdedikasi ikut memajukan negeri dan mengangkat marwah budaya Melayu Riau
2. Balai Adat Melayu Riau Kota Pekanbaru
Balai Adat Melayu Riau kota Pekanbaru berlokasi di jalan Senapelan dekat dengan masjid Raya Nur Alam. Dahulu, pada zaman ketika Sultan Siak bertahta di Pekanbaru (Senapelan) , Balai adat Melayu Riau dibangun bersamaan dengan dibangunnya Istana Bukit dan Masjid Raya Nur Alam. Namun seiring perkembangan zaman dan pindahnya Sultan ke Mempura (Siak), balai adat dan istana kesultanan yang terbuat dari kayu pun dimakan usia dan lapuk.
Kini, balai Adat Melayu Pekanbaru di hidupkan kembali sebagai wadah tempat berkumpul dan berkegiatan adat melayu, tempat meminta petunjuk atau petuah dan tempat bermusyawarah masyarakat melayu Pekanbaru.
3. Balai Adat Melayu Riau Bengkalis
Balai Adat Melayu Riau Bengkalis berada di tengah-tengah kota Bengkalis (Pulau Bengkalis) - Kabupaten Bengkalis.
Bengkalis yang lebih dikenal dengan Negeri Junjungan, Negeri Terubuk sejak dahulu merupakan negeri yang bersejarah. Kegemilangan melayu Riau terukir di Bengkalis. Sebut saja Kisah Raja Johor di Bengkalis, Kisah Lancang Kuning di Bukit Batu, Kisah Laksamana Raja di Laut, Kisah Dedap Durhaka, Batu Belah Batu Betangkup, dan lain-lain. Bengkalis layak disebut sebagai Negeri Junjungan karena bahasa Melayu yang digunakan merupakan basis bahasa nasional, bahkan digunakan seluruh wilayah nusantara.
Balai Adat Melayu Bengkalis merupakan perwujudan masih eksisnya adat istiadat, budaya dan bahasa melayu yang dilestarikan di negeri ini oleh masyarakatnya.
Balai Adat Melayu Bengkalis dibangun dengan arsitektur khas rumah panggung menyerupai rumah Datuk Laksmana Raja di Laut.
3. Balai Adat Melayu Riau Siak
Kabupaten Siak sejak dahulu dikenal dengan adat rezam melayu dan Islamnya yang kental. Kegemilangan Siak mencapai puncaknya bersamaan dengan kegemilangan Kesultanan Siak Sri Indrapura , Sultan Syarif Qasim II.
Di Siak terdapat dua balai Adat Melayu, satu balai Kerapatan Tinggi Siak yang terdapat di Siak Sri Indrapura, ibukota Kabupaten Siak. Balai Kerapatan Tinggi berada di pinggir sungai Siak berhadapan dengan muara sungai. Dengan arsitek khas dengan dua arah pintu masuk yaitu daru sungai dan dari darat (jalan raya).
Bangunan ini dipergunakan dipergunakan untuk sidang perkara dan penabalan Sultan. Gedung ini memiliki tiga tangga untuk naik ke lantai atas (lantai 2), dimana sidang selalu dilaksanakan. Tangga utama menghadapa ke sungai sedangkan yang lain ke timur, tangga gedung terbuat daru besi berbentuk spirral dan yang satunya lagi terbuat dari kayu dan terletak di sebelah barat gedung. Jika suatu perkara sudah dilakukan dan hukuman dijatuhkan, maka bagi yang kalah akan turun ke lantai dasar dengan menggunakan tangga kayu dan langsung menuju djil (penjara) yang terletak tidak jauh dari situ. Sedangkan bagi yang menang turun melalui tangga besi dan langsung ke jalan raya.
Kedua, ialah Balai Lembaga Adat Melayu Riau Siak. Balai Adat Melayu Siak ini dibangun oleh pemerintah kabupaten Siak bersamaan dengan dibangunnya Siak Sri Indrapura yang kala itu baru menjadi ibukota kabupaten hasil pemekaran dari kabupaten Bengkalis tersebut.
Arsitektur Balai Adat Melayu Riau Siak ini terlihat megah nan menawan mengingatkan kita pada bentuk bangunan Istana Asyiratul Hasyimiyah yang kental dengan khas melayu Islam
3. Balai Adat Melayu Riau Kota Dumai
Balai Adat Melayu Riau Kota Dumai termasuk balai adat yang baru didirikan. Dumai merupakan kota pelabuhan tersibuk di pantai timur Sumatera, Riau. Adat istiadat melayu Riau disini masih tetap lestari, oleh karena itu dibangunlah Balai Adat Melayu Dumai sebagai wadah tempat bernanung, bermusyawarah, dan berbagai kegiatan adat di Dumai.
saya sedang tunggu update bangunan balainya apabila jadi :)
4. Balai Adat Melayu Riau Rupat
Balai Adat Melayu Riau Rupat ini terletak di kecamatan Rupat, tepatnya di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis :)
Pulau Rupat dengan sejuta pesonan nan indah alamnya , budaya dan adat istiadat melayu masih terjaga dari dulu hingga sekarang.
5. Balai Adat Melayu Riau Rengat (Rumah Tinggi)
Balai Adat Melayu Riau di kota Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu ini merupakan bangunan bersejarah peninggalan kerajaan Indragiri. Bangunan ini bernama Rumah Tinggi. Rumah Tinggi berarsitektur khas melayu Indragiri, dimana atapnya limas dan rumah bertiang panggung. Didalam Rumah Tinggi masih terdapat benda-benda peninggalan kerajaan Indragiri.
6. Balai Adat Melayu Riau Kampar
Sebagai negeri yang memegang teguh adat basandi syara', syara' basandi kitabullah. Kabupaten Kampar kini mempunyai Balai Adat yang representatif. Balai Adat Kampar merupakan simbol tegaknya adat Kampar yang masih dijunjung oleh masyarakatnya. Balai Adat Kampar mulai dibangun pada tahun 2008 oleh pemkab Kampar dalam hal ini Bupati H. Burhanuddin Husin.
Rumah Balai Adat Melayu Kampar yang terinspirasi dari arsitktur khas rumah adat Kampar, rumah Lontiok atau rumah Lancang. Seperti halnya dengan Balai Adat Melayu Dumai, saya pun masih menunggu gambar terbarunya :D hehehe...
7. Balai Adat Melayu Pelalawan
Balai Adat Melayu Riau Pelalawan ini, berlokasi di kompleks Pusat Perkantoran Kabupaten Pelalawan di Pangkalan Kerinci. Dibangun bersamaan dengan dibangunnya pusat perkantoran kabupaten yang dikenal dengan sebutan Tuah Negeri Seiya Sekata tersebut :)
Kedua adalah Rumah Pusat Budaya Petalangan yang berdiri megah diatas Danau Betung
Balai Adat Melayu Kepulauan Riau tampak megah di pulau bersejarah di pulau Penyengat, pulau hebat yang konon menjadi mahar/mas kawin Sultan Mahmud Syah III kepada Engku Putri Raja Hamidah . Sejarah Kesultanan Riau-Lingga, Raja Ali Haji dengan karya fenomenalnya Gurindam Dua Belas dikuatkan pula dengan adat dan rezam yang tetap lestari oleh masyarakatnya
Balai Adat Melayu Penyengat ini sangat kental dengan arsitektur khas Riau Kepulauannya. Arsitektur khas menyerupai bangunan istana Kerajaan Riau lingga yang indah dan menawan tersirat dengan khas atap selembayung, ornamen dan corak yang terdapat di dinding Balai.
Selain Balai-balai Adat Melayu Riau diatas , masih ada balai-balai adat yang akan dibangun di setiap daerah kabupaten dan kota di Provinsi Riau maupun Kepulauan Riau. Ini memperkuat jati diri negeri Riau sebagai Pusat Kebudayaan Melayu di Asia Tenggara nanti, dimana adat istiadat dan budaya melayu dilestarikan di negeri ini.
Comments
Post a Comment