Skip to main content

Adab Melayu Riau


Pemberian Anugerah Sagang Kencana kepada Drs H OK Nizami Jamil dinilai banyak pihak layak adanya.Bayangkan saja, di usia 73 tahun, pencipta tari Makan Sirih atau lebih dikenal sebagai persembahan Melayu Riau itu masih aktif melakukan aktivitas kebudayaan, terutama di Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau. Selain itu, mantan Kepala Kantor Wilayah Depdikbud provinsi Riau juga terus melakukan kegiatan tulis menulis ilmiah tentang kearifan lokal Melayu.


BUDAYAWAN Riau satu ini menilai, pemberian penghargaan seperti yang dilakukan Yayasan Sagang sangat penting adanya untuk memotivasi seniman/budayawan untuk menghasilkan karya-karya unggul dan membanggakan. Salah satu karya membanggakan itu adalah karyanya dalam bidang seni tari yakni menciptakan tari persembahan yang dipakai dalam berbagai kegiatan di daerah ini. Karenanya, OK Nizami Jamil yang tidak pernah mengharapkan penghargaan/anugerah merasa bahagia sebab kerja keras tanpa pamrihnya justru dihargai.

"Saya sangat berterima kasih atas penghargaan tinggi dari Yayasan Sagang yang memberikan saya   Anugerah Sagang Kencana. Sebelumnya, karya saya juga pernah meraih Anugerah Sagang yakni Selembayung beberapa tahun lalu," ulasnya kepada Riau Pos, Kamis (14/10) di ruang kerjanya di LAM Riau Jalan Diponegoro.

OK Nizami Jamil sendiri merupakan salah seorang tokoh Riau yang konsen dalam mengembangkan kebudayaan Melayu, meski telah berumur lanjut. Bahkan ia juga merasa bangga atas perkembangan  kebudayaan, terutama kesenian yang cukup pesat pada hari ini. Bayangkan saja, kata OK Nizami, diawal kiprahnya dalam berkesenian, teramat banyak rintangan yang harus dihadapi. Saat itu, seniman dan budayawan masih bermodalkan semangat sedang pemerintah bisa dikatak tidak peduli sama sekali. Namun berkat kerja keras tanpa kenal putus asa, memotivasi pihak-pihak swasta untuk mengucurkan dana yang akhirnya diikuti oleh pemerintah daerah.

"Bayangkan saja, diawal saya kembali lagi ke Riau dari bukittinggi karena terjadi emberontankan di sana, kesenian di sini cukup tertinggal dari daerah lain. Bersama teman-teman seperti alm Idrus Tinin, alm Bustamam Halimi, Muckhtar Lutfi, Leon Agusta dengan dukungan dua orang guru yakni alm Soeman HS dan Sariamin Ismal, kami mendirikan Balai Artis pada 1960 dan komunitas itu maju dengan pesat," kata suami Hj Yurnalis binti Ilyas itu penuh semangat.

 OK Nizami Jamil cukup lama memimpin Inspeksi Daerah Kebudayaan Provinsi Riau sejak 1962-1980, atau tiga periode. Selama itu, ia memanfaatkan jabatannya dengan mengantarkan seniman-seniman Riau ke berbagai belahan dunia seperti Amerika, Belanda, Prancis untuk menggelar karya-karya anak negeri. Pada 1992, OK Nizami diangkat sebagai Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau dan dilantik 1993.
 
OK Nizami Jamil juga rajin dan tekun menulis tentang adat istiadat Melayu Riau seperti tata pemerintahan Kerajaan Siak, pakaian adat Melayu Riau, arsitektur dan banyak lagi. Menariknya, cover buku-buku itu disesuaikannya dengan warna Melayu yakni merah, kuning dan hijau. Warna ini menjadi ciri khas dari karya-karya buku yang dihasilkannya dan telah beredar luas di tengah-tengah masyarakat. Ditanya soal filosofi kebudayaan Melayu, dengan tegas OK Nizami mengatakan, perkembangannya cukup signifikan, terutama dalam bidang kesenian. Namun secara adab di kalangan generasi muda perlahan- lahan terkikis dan mereka cendrung kebarat-baratan yang tentunya sangat mengkhawatirkan. Jadi, sekali lagi, ia mengingatkan agar muatan lokal harus diselipkan dalam berbagai mata pelajaran di sekolah- sekolah sehingga secara pelan namun pasti mereka memahami kebudayaan ibunya.
 
"Kami sudah berkali-kali mengusulkan agar muatan lokal dimasukkan dalam kurikulum di sekolah-sekolah. Tapi agar mereka tidak jenuh, maka muatan lokal itu diselipkan dalam pelajaran umum seperti bahasa Indonesia, kesenian, sosial dan sebagainya. Jika hal ini dilakukan, meski akan memakan waktu yang lama, adab dan adat istiadat Melayu Riau kian menguat di kampungnya sendiri," ujarnya mengakhiri.***

Comments

Popular posts from this blog

Adab Adab Budaya Melayu Riau Berdasarkan Google

Orang Melayu mengaku identitas kepribadiannya yang utama adalah adat istiadat Melayu, dan agama Islam. Dengan demikian, seseorang yang mengaku dirinya orang Melayu harus beradat-istiadat Melayu, berbahasa Melayu, dan beragama Islam. Dari tiga ciri utama kepribadian orang Melayu tersebut, yang menjadi pondasi pokok adalah agama Islam, karena agama Islam menjadi sumber adat-istiadat Melayu. Oleh karena itu, adat-istiadat Melayu Riau bersendikan syarak dan syarak bersendikan kitabullah. Dalam bahasa Melayu berbagai ungkapan, pepatah, perumpamaan, pantun, syair, dan sebagainya menyiratkan norma sopan-santun dan tata pergaulan orang Melayu. 1. Pendahuluan Orang Melayu menetapkan identitasnya dengan tiga ciri pokok, yaitu berbahasa Melayu, beradat-istiadat Melayu, dan beragama Islam. Dalam makalah ini, penulis akan mengemukakan beberapa hal pokok yang berkaitan dengan adat istiadat Melayu Riau. Seperti diketahui bersama, segala hal yang bersangkutan dengan adat-istiadat Me

Pembahasan Soal Olimpiade TIK Tingkat Kabupaten Tahun 2006

  Hey bro! kali ini saya mau membahas soal Olimpiade TIK yang di selenggarakan oleh TOKI! Langsung aja ya! SOAL OLIMPIADE TIK Tingkat Kabupaten tahun 2006 Pembahasan ini kami sengaja buat secara berseri, dengan tujuan agar kita tidak lekas bosan dan jenuh. Di samping itu juga agar kita mudah memahami apa yang kami sampaikan dalam pembahasan ini. SOAL 1 – 2: Deskripsi untuk pertanyaan 1-2 Deret bilangan Fibonacci didefisikan secara rekursif sbb. f1 = 1 f2 = 1 fn = fn-1 + fn-2 untuk semua n > 2 1. Berapa banyak kah bilangan Fibonacci antara 10 sampai dengan 100? (A) 90 (B) 9 (C) 5 (D) 10 (E) 12 2. Dengan mengambil satu harga n kemudian anda menjumlahkan bilangan-bilangan tsb mulai dari f1 s.d. fn maka berapakah n terkecil agar jumlah itu > 150? (A) 9 (B) 10 (C) 11 (D) 15 (E) 20 PEMBAHASAN SOAL: Sebagaimana yang kita ketahui bersama, soal-soal dalam olimpiade komputer jarang merupakan soal mandiri. Biasanya, soal-soal ini merupakan soal berkelompok, dengan satu macam permasalaha

Tradisi dan Budaya PraIslam di Nusantara

  Tradisi dan Budaya Islam di Nusantara Sejarah tentu pastilah ada yang mengawalinya dan bisa saja sejarah tersebut dirubah, baik itu untuk hal-hal yang negatif atau bisa juga sejarah tersebut dirubah menjadi sesuatu yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Keadaan geografis dan wilayah yang dimiliki bangsa ini, telah membentuk keragaman dan perbedaan struktur masyarakatnya. Secara sederhana, keragaman ini ditunjukkan setidaknya oleh tiga jenis kelompok masyarakat yang berkembang di seluruh wilayah nusantara. Kelompok I, adalah masyarakat yang hidup di daerah-daerah pedalaman dan kawasan-kawasan yang terpencil. Masyarakat ini biasanya memiliki kepercayaan animisme dan komitmen kesukuannya sangat kuat. Kelompok II, adalah masyarakat yang hidup di sepanjanggaris pesisir, dimana jalur-jalur pedagangan laut telah memudahkan mereka untuk dapat mengenal dan bertukar kebudayaaan dengan dunia luar. Sedangkan kelompok III , adalah masyarakat yang dipengaruhi oleh struktur b